Penulis :
Sasmi Farida (dengan nama pena Mita Mansyur)

Halaman :
200

Ukuran Buku :
A5

Sinopsis :
Auli berusia 29 tahun menerima mahasiswa bimbingan Imba (27 tahun) dari Program mahasiswa karyawan. Awalnya dia heran mengapa Imba diberikan kepadanya, dia bukan pengajar di kelas karyawan tersebut dan tidak pula ikut mereview proposal skripsi Imba. Tapi karena tidak ada ketentuan bahwa seorang pembimbing harus lah pengajar di salah satu program dan harus pula pernah mereview proposal, dia akhirnya menerima Surat Keputusan bimbingan yang disodorkan Imba kepadanya. Pada pertemuan pertama, dimata Auli, Imba adalah pria ceplas ceplos yang terkesan urakan namun dengan tubuh atletis dan wajah yang tidak bisa dikatakan biasa-biasa saja, mampu menarik perhatian Auli.

Pemuda yang semestinya tidak lagi berstatus mahasiswa ini ternyata memiliki senyum yang khas dan sorot mata yang tajam mengingatkan Auli akan seseorang dari masa lalunya. Orang itu adalah Yada, seniornya di masa kuliah dulu dan telah menikahinya secara siri.Sebagai mahasiswa karyawan Imba hanya punya waktu diakhir pekan, sedangkan Auli tidak bisa bekerja diluar office hour. Akhirnya disepakati jam bimbingan adalah pukul delapan pagi hari Minggu di rumah Auli. Disela-sela bimbingannya, Imba sering memperhatikan Vana, anak Auli yang baru berusia 4 tahun yang lucu, lincah, dan cerdas. Imba yang menyukai anak-anak langsung jatuh hati kepada Vana. Kerinduan Vana akan hadirnya sosok ayah menyebabkan Vana pun langsung lengket kepada Imba. Imba dan Vana ternyata memiliki nama belakang yang sama. Tanpa pikir panjang, kemudian Imba meminta Vana memanggilnya ‘Daddy’, tentu saja Auli menjadi marah karena Imba tidak memikirkan dampak dari panggilan itu. Auli akhirnya melarang Imba bertemu Vana. Imba tidak terlalu pusing dengan kemarahan Auli karena dia tahu persis Vana akan sangat kehilangan kalau dia menjauh. Terlebih Imba yang tak pernah serius dengan perempuan manapun sebelumnya, terkesima dengan wajah teduh dan sorot mata lembut yang dimiliki Auli. Sebuah tahi lalat dibawah mata kiri Auli, kecil tapi sangat kentara, membuat wajah dosen pembimbingnya itu sempurna manis.

Dilain pihak Auli bukan tidak tahu kilat cinta yang disiratkan Imba dalam pertemuan mereka yang hanya sesaat, tapi Auli mulai ragu untuk membuka diri. Dianti sahabat Imba sejak kecil ternyata punya perhatian khusus kepada Imba, disamping Auli sendiri sebenarnya tidak pernah bisa menghilangkan semua kenangan yang ditinggalkan Yada dari hatinya, walaupun Yada pun hanya hadir sesaat di kehidupan cintanya. Ditengah keraguan itu Yada muncul dan mengaku masih sangat mencintai Auli. Tapi dia tidak muncul sendirian melainkan dengan seorang perempuan yang resmi menjadi istrinya. Lalu apa yang harus dilakukan Auli untuk mengusir semua keraguannya? Berpaling kepada Imba dan menutup mata atas harapan Dianti atau merebut Yada dari tangan perempuan yang sah menjadi istrinya atau akan membiarkan keraguan mendikte dirinya. Ach … betapa rumitnya cinta Auli.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *